Sabtu, 23 Mei 2009

berbagi makalah yuuuu

SEMANGAT
KITA SEMANGAT UNTUK MENYAMBUT HARI DEPAN !!!

Bab II
Pembahasan
a. Pengertian Organisasi dan Lembaga Kependidikan.
Organisasi yakni mekanisme mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan. Mengorganisasi sebagai fungsi administrasi dapat disimpulkan sebagai kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama, dalam hal ini adalah tujuan pendidikan.
Sedangkan suatu lembaga termasuk lembaga pendidikan pada dasarnya merupakan usaha menyelesaikan suatu masalah sosial. Dimana Lembaga Pendidikan itu sendiri berbentuk sebagai suatu wadah (institusi) yang menangani masalah pendidikan tersebut secara sistematis, tetap, universal dan tidak terikat satu sama lain sebagai komponen-komponen yang terdapat secara nyata.

b. Macam-Macam Bentuk Lembaga Pendidikan.
Secara umum lembaga pendidikan dibagi dalam tiga bentuk utama yaitu :
1. Lembaga Pendidikan Keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak. Di lingkungan keluarga, anak pertama kali mendapat pengaruh sadar. Oleh sebab itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Keluarga sebagai lembaga pendidikan tidak mempunyai program yang resmi seperti yang dimiliki oleh lembaga formal. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentu pola kepribadaian anak. Karna dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Pendididikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan dalam keluarga dan masyarakat.(Kepmendikbud, 0186/P/1984).

2. Lembaga Pendidikan Sekolah
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi dan terbatasnya orang tua dalam kedua hal tersebut, orang tua tidak bisa lagi mendidik anaknya. Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut diperlukan orang lain yang lebih ahli, yaitu guru. Oleh sebab itu orang tua menyekolahkan anak-anaknya. Tugas sekolah sangat enting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan.Karena itu sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik.

3. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pendidikan kemasyarakatan adalah usaha sadar yang juga memberikan kemungkinan perkembangan sosial, cultural, keagamaan, keterampilan, keahlian yang dapat dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakat. Pendidikan kemasyarakatan tidak selalu dimaksudkan sebagai pengantar memasuki dunia kerja, namun melalui jalur pendidikan kemasyarakatan dapat diperoleh kemampuan dan keahlian yang dapat dijadikan persyaratan memasuki lapangan kerja atau tidak terikat dengan formalitas akademik secara ketat.

c. Fungsi dan Peran Lembaga Kependidikan
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung didalam suatu lingkungan. Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada yang disengaja diadakan (usaha sadar), ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa yang normatif disebut pendidikan, sedang yang lain disebut pengaruh. Lingkungan yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan (Kepmendikbud 0186/P/1984).
Dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah, masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkemban, ia membutuhkan pertolongan orang lain, anak harus dapat berkembang secara bebas tetapi terarah.
Untuk lebih jelasnya lagi, lembaga pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut :
Lembaga Pendidikan Keluarga
Fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu:
1. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, yangmana pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya.
2. Menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional sangat penting dalam pembentukan pribadi anak.
3. Membentuk pendidikan moral, agama.
4. Menumbuhkan sikap tolong menolong, tenggang rasa.
5. Membangun anak agar dapat menolong dirinya sendiri, kreatif, inisiatif, bertanggungjawab,terampil

Lembaga Pendidikan Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dalam konteks pendidikan nasional, yang menginginkan pembangunan manusia seutuhnya, maka pendidikan formal harus dapat:
1. Menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu melalui pembekalan dalam semua bidang studi.
2. Mengembangkan sikap sosial, gotong-royong, toleransi, tenggang rasa, demokrasi dll.
3. Menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk yang religius, susila yang akap, yang mampu menampilkan dirinya sesuai dengan nilai dan norma.

Lembaga Pendidikan Masyarakat
Secara konkrit pendidikan kemasyarakatan dapat memberikan:
1. Kemampuan professional untuk mengembangkan karier melalui lokakarya seminar dll.
2. Kemampuan teknis akademik dalam satu satuan pendidikan nasional seperti sekolah terbuka,kursus tertulis,dll.
3. Kemampuan mengembangkan kehidupan beragama melalui pesantren, pengajian, sekolah minggu.
4. Kemampuan mengeembangkan kehidupan sosial budaya melalui bengkel seni, teater, olah raga.
5. Keahlian dan keteramplan melalui sistem magang.

d. Struktur Formal Lembaga Kependidikan.
Lembaga pendidikan Formal atau sekolah sebagai organisasi kerja dise-lenggarakan secara sengaja, sistematik dan terarah. Sebagai organisasi kerja setiap personal, sarana dan programnya harus dikendalikan guna menciptakan proses atau rangkaian kegiatan yang terarah pada tujuan tertentu. Proses pengendalian bersama yang terarah pada tujuan yang bersama itu disebut administrasi, yang karena berlangsung di lembaga pendidikan disebut pula administrasi pendidikan.
Di samping itu sekolah sebagai satu kesatuan kerja atau satu organisasi kerja pada dasarnya merupakan total sistem yang mengemban volume kerja sebagai konsekuensi sebagai tujuan yang hendak dicapai. Volume kerja itu dilingkungan suatu sekolah harus dibagi menjadi beban kerja yang meng-haruskan pembentukan unit-unit kerja sebagai subsistemadalah bagian yang tak terpisahkan dari subsistem yang lain dengan jumlah unit-unit kerja didalamnya.

e. Fungsi Organisasi dalam Administrasi Pendidikan
Sebagai organisasi kerja, sekolah didirikan untuk mencapai tujuan tertentu, baik tujuan umum pendidikan maupun tujuan institusional menurut jenis dan tingkatan masing-masing. Untuk mencapai tujuan umum pendidikan yang akhirnya akan mengantarkan juga pada tercapainya tujuan negara, salah satu usaha yang dilaksanakan adalah dengan mengorganisasi kegiatan-kegiatan lembaga pendidikan formal. Setiap lembaga pendidikan formal atau sekolah harus melakukan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatannya agara terarah dan menunjang pencapaian tujuan umum pendidikan. Usaha mengendalikan kegiatan-kegiatan itu disebut kegiatan administrasi.
Administrasi diartikan sebagai proses atau rangkaian kegiatan pengen-dalian usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan administrasi pendidikan diartikan sebagai proses atau rangkaian kegiatan pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang secara berencana dan sistematik yang diselenggarakan dalam organisasi kerja bidang pendidikan untuk mencapai tujuan dalam membantu anak-anak dalam mewujudkan kedewasaannya masing-masing, sesuai dengan tingkat dan jenis kelompok kerja tersebut. Sehubungan dengan itu yang dimaksud dengan organisasi atau kelompok kerja dibidang pendidikan dibatasi khusus dilingkungan lembaga pendidikan formal atau sekolah.
Adminstrasi Pendidikan dilingkungan suatu sekolah pada dasarnya meliputi dua unsur pokok sebagai berikut :
1. Unsur Manajemen Adaministratif, yang terdiri dari :
a. Perencanaan kegiatan sekolah.
b. Pengorganisasian sekolah.
c. Bimbingan dan pengarahan kegiatan di sekolah.
d. Koordinasi kegiatan-kegiatan di sekolah.
e. Penilaian dan Kontrol kegiatan di sekolah.
f. Komunikasi sekolah.
2. Unsur Manajemen Operatif, yang terdiri dari :
a. Ketatausahaan sekolah.
b. Keuangan sekolah.
c. Kepegawaian di sekolah.
d. Perbekalan di sekolah.
e. Hubungan masyarakat di sekolah.
Berdasarkan perencanaan yang tersedia, baik yang bersifak umum berupa kurikulum maupun berupa program kerja yang disusun sekolah, perlu perlu dilakukan kegiatan pengorganisasian sebagai bagian dari kegiatan menyususn atau memantapkan struktur organisasi sekolah melalui kegiatan pembagian kerja yang akan menghasilkan satuan-satuan kerja sebagai unit kerja untuk selanjutnya sebagian kerja diserahkan pada unit-unit kerja tersebut sebagai pelaksananya. Pembagian kerja harus diiringi dengan kegiatan menetapkan dan menempatkan personal yang akan menerima kewenangan dan tanggung jawab dalam melaksana-kan beban kerja masing-masing, yang berarti juga pengaturan hubungan kerja , yang akan berpengaruh pada mekanisme kerja yang berlangsung disekolah sebagai organisasi kerja.
Organisasi suatu sekolah akan efektif atau berdaya guna sebagai alat untuk mewujudkan kerja sama apabila beberapa faktor dibawah ini mendapat perhatian, yaitu sebagai berikut :
1. Kerjasama diterima sebagai prosedur kerja di sekolah.
2. Kuantitas dan kualitas kemampuan, keterampilan, keahlian dan mental personal terus menerus dibina.
3. Fasilitas yang harus disediakan.
4. Kondisi lingkungan sekitar yang mendukung program sekolah.

f. Bidang-Bidang Administrator Pendidikan.
Uraian yang lengkap tentang bidang-bidang yang menjadi tugas administrator pendidikan perlu membicarakan hal-hal yang bertalian dengan pembinaan dan pengembangan organisasi. Bidang ini mencakup :
1. Tujuan dan Struktur Organisasi.
Salah satu konsep dasar dalam penyusunan organisasi ialah bahwa struktur organisasi itu haruslah didasarkan pada tuntutan organisasi yang tercermin pada tujuan yang akan dicapainya. Dengan kata lain, organisasi harus selalu berusaha menyesuaikan struktur dengan tujuannya.

2. Pemilihan Struktur Organisasi.
Apapun jenis model organisasi yang digunakan administrator pendidikan, strukturnya haruslah dilengkapi dengan :
a. Cara pembagian tugas.
b. Metode pengambilan keputusan.
c. Saluran komunikasi bagi kepentingan koordinasi.
d. Pemantapan efektivitas organisasi untuk menjawab masalah-masalah yang tidak diperkirakan sebelumnya.
e. Iklim yang efektif, dapat menyesuaikan diri dengan situasi, kegotongroyongan, keamanan diri, kreativitas dan penyegaran organisasi.
f. Pembentukan satuan operasional yang tepat (sekolah dasar, menengah dan tinggi).

3. Struktur Pengambilan Keputusan.
Para administrator perlu menetapkan struktur pangambilan keputusan dalam organisasi. Struktur itu harus sedemikian jelas sehingga dipahami oleh staff pengajar. Bila struktur ini tidak jelas, maka efektifitas organisasi diragukan.

4. Struktur Perencanaan.
Perencanaan pendidikan adalah salah satu proses administratif pendidikan. Di dalamnya terlibat staf pengajar dan staf bukan pengajar. Supaya sampai ke tujuan dengan efektif, proses ini menuntut adanya perencanaan yang professional. Dalam kegiatan perencanaan terdapat hal-hal yang khusus yaitu penilaian kebutuhan pendidikan, penetapan sasaran yang akan dicapai, pengenalan sumber-sumber daya pendukung dan penghambat, pengembangan dan evaluasi alternative pilihan, mengambil dan melaksanakan keputusan, dan memantau serta merevisi proses yang telah berjalan.

5. Struktur Pembentukan dan Pembinaan Komunikasi.
Pembentukan jaringan komunikasi yang efektif dengan pembinaannya yang mantap adalah salah satu fungsi yang paling penting dalam pengelolaan organisasi pendidikan yang besar dan kompleks.
Tugas utama administrasi pendidikan adalah membentuk jaringan struktur komunikasi resmi sedemikian rupa sehingga setiap orang dalam organisasi selalu mendapatkan informasi yang diperlukan pada waktu yang diharapkan.

6. Struktur Hubungan dengan Jawatan-Jawatan.
Lembaga pendidikan merupakan system terbuka. Organisasi ini tidak mungkin hidup bila putus hubungan dengan system lain.
Administrasi perlu memikirkan bagaimana supaya hubungan keluar dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Ini memerlukan suatu pola atau struktur tertentu. Modelnya adakalanya horizontal atau vertical tergantung pada arahnya. Dalam struktur horizontal, administrator berhadapan dengan administrator lain yang secara hierarkis setaraf. Seadngkan dalam struktur vertical yakni pola hubungan antara dua system atau lebih yang berbeda tingkatannya dalam lapisan hirarki administrasi.

7. Struktur Keikutsertaan Masyarakat
Sekolah pada hakikatnya kepunyaan masyarakat. Peranan masyarakat dalam pembinaan sekolah tidak diragukan lagi. Bersama-sama dengan pemerintah, masyarakat secara pribadi atau melalui organisasi banyak ikut membina pertumbuhan dan pemeliharaan sekolah. Karena itu adalah masuk akal bila seorang administrator dituntut untuk membina hubungan yang baik dengan masyarakat.

g. Penerapan Pengorganisasian dalam Lembaga Pendidikan.
Organisasi Personil Sekolah
• Mengorganisasi personil administratif
Bagi suatu organisasi, pembagian kewenangan dan tanggung jawab di antara personil administratif adalah mutlak perlu. Istilah-istilah “garis” (line) dan “staf” (staff) sering dipakai untuk menjelaskan konsep tentang kewenangan dan tanggung jawab. Kedudukan “garis” adalah jabatan yang diserahi kekuasaan adminisratif umum dan arus langsung dari tempat yang teratas ke tempat yang paling bawah. Sedangkan kedudukan “staf” adalah yang mewakili keahlian-keahlian yang perlu bagi kelancaran fungsi kedudukan “garis” tertentu. Di tiap sekolah kedudukan garis dan staf selalu ada. Kekuasaan garis berjalan dari kepala sekolah langsung ke guru. Sedangkan anggota staf misalnya tenaga perpustakaan, tenaga kesehatan, tenaga kafetaria, personil tata usaha, dan pegawai lain yang bekerja dengan murid dan guru. Tugas para anggota staf adalah untuk melakukan suatu jasa (pelayanan, koordinasi kegiatan), mereka tidak memberikan instruksi kepada personil garis.
• Peranan kepala sekolah dalam organisasi personil
Dalam hubungan dengan organisasi personil sekolah tugasnya ialah untuk mengatur bahwa kekuasaan diasalurkan dan kewajiban-kewajiban ditetapkan, dan bahwa semua anggota bekerja sebagai satu kesatuan arah tujaun bersama. Kewajiban-kewajiban yang tidak dapat diserahkan antara lain:
 Memilih pembantu, ketua bidang studi, koordinator guru-guru
 Mengkoordinasi pekerjaan para pembantu
 Menilai efektivitas dan efisiensi seluruh organisasi sekolahnya
 Menilai para anggota staf
 Bersama dengan guru melakukan kegiatan inservis untuk perbaikan teknik-teknik mengajar
 Membimbing inovasi, percobaan, dan penelitian.

• Pembantu kepala sekolah
Adalah administrator profesional kedua dalam wewenang sesudah kepala sekolah. Kewajiban pembantu kepala sekolah ialah jika kepala sekolah merasa kurang sanggup utuk melakukan sesuatu atau yang dipandang lebih cocok untuk dilakukan oleh orang lain. Selain itu ia juga melakukan pengawasan tata-tertib murid dan pemeriksaan kehadiran murid. Kewajiban lain yang sering diserahkan kepada orang lain ialah fungsi bimbingan dan penyuluhan murid dan fungsi ketatausahaan.

• Ketua departemen
Di sekolah menengah biasanya dibentuk beberapa departemen (kelompok bidang studi) dengan kewajiban untuk meningkatkan program studi dan teknik mengajar, dan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan di bidang kurikulum. Beberapa kewajiban seorang kepala departemen antara lain:
 Program baru dan inovasi di bidang studi yang bersangkutan
 Pendidikan inservis bagi guru-guru di departemen
 Pengembangan kurikulum
 Koordinasi kegiatan didalam departemen itu, dll.
 Pemeriksaan buku pelajaran baru, bahan kurikulum, dan alat audio visual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar